23 Tablet Fe (Tablet Zat Besi) a. Pengertian Tablet Zat besi (Fe) adalah salah satu mineral penting yang diperlukan selama kehamilan, bukan hanya untuk bayi tapi juga untuk ibu hamil. Bayi akan menyerap dan mengunakan zat besi dengan cepat, sehingga jika ibu kekurangan masukan zat besi selama hamil, bayi akan mengambil kebutuhanya dari tubuh ibu sehingga menyebabkan ibu mengalami anemia dan Pemerintahtelah melakukan upaya pencegahan dengan memberikan tablet Fe kepada ibu hamil, namun efek samping yang ditimbulkan tablet Fe, pengetahuan dan sikap ibu hamil dapat memicu seseorang kurang mematuhi konsumsi tablet Fe 90 tablet secara benar sehingga tujuan dari pemberian tablet Fe tersebut tidak tercapai. Namunpada kondisi dimana asam folat tidak dapat terpenuhi dari makanan, maka pemberian suplemen tablet asam folat dapat dilakukan. Mengenai dosis tablet asam folat pada ibu hamil umumnya adalah 400 mcg (mikrogram) per hari, namun dosis ini harus berdasarkan rekomendasi dokter pemeriksa anda. Jenepontocakupan distribusi tablet tablet besi ibu hamil pada tahun 2012 Fe 1 : 85,6% dan Fe3 :89,8% (Dinas Kesehatan Kabupaten Jeneponto, 2012 ).Khusus untuk wilayah kerja Puskesmas Binamu Kabupaten Jeneponto, cakupan ibu hamil yang mendapat 90 tablet Fe-1 di Puskesmas Binamu pada tahun 2012 sebanyak 231 (87,17%), Fe-3 sebanyak211 ibu hamil Kejadiananemia pada ibu hamil trimester III dapat di hindari dengan patuh mengkonsumsi tablet Fe sesuai dengan aturan, seain itu juga bisa di dukung degan pemenuhan nutrisi yang berasal dari makanan yang dikonsumsi dan juga menghindari faktor-faktor yang dapat menjadikan resiko ibu hamil untuk terkena anemia. pada Ibu Hamil tentang MenurutWHO pada 2013, tercatat angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih sekitar 190 per 100.000 kelahiran. 2012). Cakupan pemberian Fe pada ibu hamil yang sudah mencapai target ini, ternyata tidak merata di seluruh Puskesmas. Puskesmas dengan pemberian tablet Fe yang cukup tinggi 100 %, yaitu pada Puskesmas Imogiri I dan (<95%), pada Pemberiantablet Fe merupakan salah satu strategi pencegahan dan penanggulangan anemia gizi yang paling efektif meningkatkan kadar hemoglobin dan dapat menurunkan prevalensi anemia pada ibu hamil sebesar 20-25%. Di Kabupaten Sarolangun Desa Pelawan masih ada ibu hamil yang tidak mendapatkan tablet Fe sebesar 14,3% dan tidak patuh mengkonsumsi tablet Fe sebesar 25% dengan alasan fesesnya menjadi hitam dan mual. SPOPEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH LOGO PROSEDUR TETAP No Dokumen /K Tanggal Terbit / / No. Revisi A Halaman 01 / 02 Ditetapkan Tablet Tambah Darah (TTD) atau tablet Fe adalah tablet yang mengandung Fe dan asam folat, baik yang berasal dari program maupun mandiri. Penanggulanganmasalah anemia gizi besi saat ini masih terfokus pada pemberian Fe, usaha tersebut akan optimal jika ibu hamil selalu patuh mengkonsumsi tablet Fe sesuai aturan. Tujuan; Mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe Metode; Jenis penelitian observasional analitik dengan PeraturanMenteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 88 Tahun 2014 Tentang Standar Tablet Tambah Darah Bagi Wanita Usia Subur Dan Ibu Hamil. In: Indonesia Pmkr, Editor.2014. 14. Winda S. Pelaksanaan Program Pemberian Tablet Zat Besi (Fe) Pada Ibu Hamil. Journal Of Midwifery Science. 2017;1 (2). 15. Susiloningtyas. FZSj. Menurut Biswas 1994, anemia defisiensi besi bertanggung jawab pada kurang lebih 95% anemia selama kehamilan, yang menunjukkan adanya peningkatan kebutuhan terhadap besi Defisiensi besi merupakan penyebab anemia yang umum dijumpai pada wanita hamil di daerah endemik malaria Crawley, 2004. Menurut Amiruddin dan Wahyuddin 2004, prevalensi anemia pada wanita hamil di Indonesia berkisar antara 20-80%, tetapi pada umumnya banyak penelitian yang menunjukkan prevalensi anemia pada wanita hamil yang lebih dari 50%. Prevalensi anemia pada kehamilan khususnya pada trimester III berkisar antara 50-79%. Sedangkan kriteria anemia menurut WHO adalah ≥40%. Wanita hamil membutuhkan zat besi jauh lebih banyak. Selain untuk menutupi kehilangan basal, juga untuk kebutuhan pembentukan sel¬sel darah merah yang bertambah banyak, kebutuhan plasenta serta janin dalam kandungan Husaini, 1989. Dengan demikian risiko anemia zat besi semakin besar Wirakusumah, 1999. Menurut Van Eijk et al 2001, selama kehamilan, severe anemia Hb <7 g/dL dapat menyebabkan perubahan sirkulasi yang berhubungan dengan peningkatan risiko gagal jantung. Selama persalinan, wanita dengan severe anemia kurang mampu menoleransi kehilangan darah, meskipun hanya dalam jumlah moderat, sehingga memiliki risiko lebih tinggi untuk menerima transfusi darah selama persalinan. Anemia selama persalinan juga menyebabkan lemahnya kontraksi uterus, tenaga mengejan lemah, dan perdarahan post partum akibat atonia uteri. Sementara menurut Taufik et al 2002, perdarahan merupakan penyebab terbanyak kematian maternal di Indonesia Kebutuhan zat besi pada setiap trimester kehamilan berbeda-beda. Pada trimester pertama, kebutuhan besi justru lebih rendah dari masa sebelum hamil. Ini disebabkan wanita hamil tidak mengalami menstruasi dan janin yang dikandung belum membutuhkan banyak zat besi Wirakusumah, 1999. Menurut Wirakusumah 1999, kebutuhan zat besi ibu hamil pada trimester I naik dari 0,8 mg/hari, menjadi 6,3 mg/hari pada trimester III. Kebutuhan akan zat besi sangat mencolok kenaikannya, dengan demikian kebutuhan zat besi pada trimester II dan III tidak dapat dipenuhi dari makanan saja, walaupun makanan yang dimakan cukup baik kualitasnya dan bioavaibilitasnya, namun zat besi juga harus disuplai dari sumber lain agar cukup Husaini, 1989. Pada ibu hamil yang sejak awal telah mempunyai cadangan zat besi sebesar 500 mg tidak membutuhkan suplementasi lagi, tetapi wanita yang mempunyai zat besi reserva sedemikian besar jarang dijumpai, bahkan di negara-negara maju sekalipun. Rata-rata kebutuhan zat besi pada waktu hamil berdasarkan usia kehamilan adalah sebagai berikut Husaini, 1989 Trimester I Kebutuhan zat besi ± 1 mg/hari, kehilangan basal 0,8 mg/hari ditambah 30 – 40 mg untuk kebutuhan janin dan sel darah merah. Trimester II Kebutuhan zat besi ± 5 mg/hari, kehilangan basal 0,8 mg/hari ditambah kebutuhan sel darah merah 300 mg dan conceptus 115 mg. Trimester III Kebutuhan zat besi ± 5 mg/hari, kehilangan basal 0,8 mg/hari ditambah kebutuhan sel darah merah 150 mg dan conceptus 223 mg. Berikut rata-rata kebutuhan zat besi pada waktu hamil Husaini, 1989, yaitu Peningkatan volume darah terjadi selama kehamilan, mulai pada 11-12 minggu usia kehamilan. Volume darah merah dan plasma juga meningkat seiring dengan peningkatan curah jantung. Keadaan ini membutuhkan banyak bahan pembentuk sel darah merah seperti zat besi, asam folat dan zat-zat lainnya pada saat kehamilan. Peningkatan kebutuhan ini mengakibatkan kecenderungan ibu hamil mengalami anemia, dimana hemoglobin menurun. Pada ibu hamil juga terjadi peningkatan aliran darah ke seluruh organ tubuh misalnya otak, uterus, ginjal, payudara dan kulit. Peningkatan ini sangat penting artinya bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi Perubahan sel-sel darah dimulai pada saat memasuki usia kehamilan 8 minggu, dimana jumlah lekosit meningkat secara progresif sampai aterm. Pada masa kehamilan volume plasma darah akan mengalami peningkatan lebih besar dibanding sel-sel darah merah, sehingga menyebabkan terjadinya pengenceran, dalam perkembangan kehamilan ternyata kenaikan volume plasma darah jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan kenaikan eritrosit, yaitu kenaikan volume plasma darah mencapai 35% – 55%, sedangkan kenaikan eritrosit hanya 15% – 30%. Terjadinya pengenceran eritrosit yang cukup besar tersebut khususnya pada umur kehamilan 32 – 34 minggu sehingga secara relatif hemoglobin menjadi rendah. Refference, antara lain • Amiruddin, R., Wahyuddin, 2004, Studi Kasus Kontrol Faktor Biomedis Terhadap Anemia Ibu Hamil di Puskesmas Bantimurung Maros Tahun 2004. J. Med. Nus, 25 71-75; • Biswas, 1994, Cardiac, Hematology, Pulmonary, Renal & Urinary Tract Disorders in Pregnancy; • Husaini, 1989. Study nutritional anemia an assesment of information complication for supporting and formulating national policy and program. Jakarta Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes; • Wirakusumah, E. 1999. Perencanaan menu anemia gizi besi. Jakarta Trubus Agriwidya. Incoming Search Termskebutuhan zat besi ibu hamilkebutuhan zat besi pada ibu hamilkebutuhan fe ibu hamil ArticlePDF AvailableAbstractPenyebab kematian ibu yang ditemukan di DIY disebabkan karena jantung, perdarahan, eklamsi, sepsis/infeksi, dll. Data tersebut dapat disimpulkan bahwa perdarahan masih menjadi penyebab kematian ibu. Anemia pada saat kehamilan merupakan penyebab dari perdarahan, ibu yang mengalami anemia pada saat kehamilan 5 kali lebih berisiko terjadinya perdarahan daripada ibu yang tidak anemia pada saat kehamilan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepatuhan konsumsi tablet FE yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Kotagede II Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan desain penelitian survey korelasional dengan pendekatan cross sectional, metode pengambilan sampel menggunakan Accidental Sampling. Jumlah responden sebanyak 77 ibu hamil trimester II dan trimester III. Instrumen penelitian menggunakan lembar kuesioner dan rekam medis. Pengolahan data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji statistik Chi-Square. Dengan taraf signifikasi 0,05 diperoleh nilai p value kepatuhan konsumsi tablet Fe p=0,000. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan bermakna antara kepatuhan konsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Kotagede II Yogyakarta Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. 113 © Poltekkes Kemenkes Jakarta I ISSN 2655-2434 Jl. Wijaya Kusuma No. 47-48 Cilandak Jakarta Selatan, Indonesia email jurnalquality KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL 1,2Larasajeng Permata Sari, Siti Nur Djannah 1,2Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Submitted 11-5-2020 Revised 13-11-2020 Accepted 10-12-2020 Penyebab kematian ibu yang ditemukan di Daerah Istimewa Yogyakarta DIY disebabkan karena jantung, perdarahan, eklamsi, sepsis/infeksi, dan lain-lain. Data tersebut dapat disimpulkan bahwa perdarahan masih menjadi penyebab kematian ibu. Anemia pada saat kehamilan merupakan penyebab dari perdarahan, ibu yang mengalami anemia pada saat kehamilan lima kali lebih berisiko terjadinya perdarahan daripada ibu yang tidak anemia pada saat kehamilan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepatuhan konsumsi tablet FE yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Kotagede II Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan desain penelitian survey korelasional dengan pendekatan cross sectional, metode pengambilan sampel menggunakan Accidental Sampling. Jumlah responden sebanyak 77 ibu hamil trimester II dan trimester III. Instrumen penelitian menggunakan lembar kuesioner dan rekam medis. Pengolahan data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji statistik Chi-Square. Taraf signifikasi 0,05 diperoleh nilai p value kepatuhan konsumsi tablet Fe p=0,000. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan bermakna antara kepatuhan konsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Kotagede II Yogyakarta. Anemia, Konsumsi tablet FE, Ibu Hamil COMPLIANCE WITH TABLET FE CONSUMPTION IN PREGNANT WOMEN Anemia, Fe tablet consumption, Pregnant women Maternal mortality in Yogyakarta Special Region are caused by heart disease, bleeding, eclampsia, sepsis / infection. Bleeding is still number one causes of maternal death. Pregnancy with anemia are 5 times more at risk of bleeding than who are not. The aims of the research was to determine relationship of consumption of iron tablets with anemia in pregnant women in Kotagede II Yogyakarta Public Health Center. This was a correlational survey research design, a cross sectional approach. The sampling method uses accidental sampling technique. The number of respondents was 77 pregnant women in second and third trimester. The research instrument used questionnaire sheets and medical records. Data were processed by Chi-Square statistical tests. Study found With a significance level of the value p value of compliance with Fe tablet consumption p = 0,000. The conclusion of this study is that there is a significant relationship between Fe tablet consumption with the incidence of anemia at Kotagede II Yogyakarta Health Center. Korespondensi Penulis Larasajeng Permata Sari Jl. Janturan Yogyakarta 55164 email larasajeng29 Quality Jurnal Kesehatan Volume 14, Nomor 2 Tahun 2020 pISSN 1978-4325, eISSN 2655-2434, DOI 114 © Poltekkes Kemenkes Jakarta I ISSN 2655-2434 Jl. Wijaya Kusuma No. 47-48 Cilandak Jakarta Selatan, Indonesia email jurnalquality Pendahuluan Sustainable Development Goals SDGs merupakan upaya pembangunan berkelanjutan yang menjadi acuan dalam kerangka pembanggunan dan perundingan negara-negara di dunia sebagai pengganti pembangunan global Millenium Development Goals MDGs yang telah berakhir di tahun 2015. SDGs memiliki beberapa tujuan, diantaranya menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang Segala usia, dengan salah satu outputnya mengurangi Angka Kematian Ibu AKI hingga 70 per kelahiran hidup KH pada tahun 2030. Output ini tentunya semakin turun jika dibandingkan target MDGs tahun 2015 yaitu menurunkan AKI menjadi 102 per KH dalam kurun waktu 1990-2015 Kementerian Kesehatan RI Badan Penelitian dan Pengembangan, 2018 Menurut Dinkes DIY 2017, penyebab kematian ibu yang ditemukan di DIY disebabkan karena jantung, perdarahan, eklamsi, sepsis/infeksi, dll. Data tersebut dapat disimpulkan bahwa perdarahan masih menjadi penyebab kematian ibu. Anemia pada saat kehamilan merupakan penyebab dari perdarahan, ibu yang mengalami anemia pada saat kehamilan 5 kali lebih berisiko terjadinya perdarahan daripada ibu yang tidak anemia pada saat kehamilan Dinkes DIY, 2017 Hasil penelitian Fakultas Kedokteran di seluruh Indonesia pada tahun 2016 menunjukkan bahwa prevalensi anemia ibu hamil di Indonesia adalah 50-63%. Prevalensi anemia ibu hamil di DIY pada tahun 2015 sebesar 14,85 % dan mengalami kenaikan pada tahun 2016 yaitu sebesar 16,09 % dan kembali turun menjadi 14,32 pada tahun 2017. Upaya menurunkan prevalensi anemia ibu hamil harus lebih dilakukan secara optimal mengingat target penurunan jumlah kematian ibu menjadi prioritas permasalahan kesehatan di DIY. Ibu hamil dengan anemia di Kabupaten Kulonprogo 12,88, Bantul 16,32, Gunung Kidul 16,77, Sleman 8,06, Yogyakarta 30,81 Dinkes DIY, 2017 Peran pemerintah dalam menangani kejadian anemia pada ibu hamil yaitu dengan memberikan tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan Kemenkes RI, 2017. Berbagai kebijakan dan program–program yang ada seperti Upaya Perbaikan Gizi Keluarga UPGK, Keluarga sadar gizi KADARZI, pemberian makanan tambahan bagi anak sekolah dan lainnya. Hasil PSG Pemantauan Status Gizi 2016 mendapatkan hanya 40,2% ibu hamil yang mendapatkan TTD minimal 90 tablet lebih rendah dari target nasional tahun 2016 sebesar 85% Rahmawati, 2011 Peningkatkan kepedulian masyarakat dengan adanya kematian ibu terhadap kejadian anemia, Bidan mengajak masyarakat untuk mendukung upaya perbaikan gizi pada ibu hamil dengan pemberian tablet penambah darah, makan yang bergizi dan melakukan pemeriksaan rutin. Anemia pada ibu hamil, yang merupakan salah satu faktor risiko kematian ibu, terjadi karena ibu hamil mengalami defisiensi zat besi. Oleh karena itu, pemberian tablet tambah darah diharapkan mampu mengurangi kasus anemia pada ibu hamil yang pada akhirnya akan menurunkan risiko kematian ibu Dinkes DIY, 2017 Anemia pada ibu hamil dihubungkan dengan meningkatnya kelahiran premature, kematian ibu dan anak dan penyakit infeksi. Anemia defisiensi besi pada ibu hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin/bayi saat kehamilan maupun setelahnya. Sekitar 41,8 % ibu hamil di seluruh dunia mengalami anemia. Paling tidak setengahnya disebabkan kekurangan zat besi. Ibu hamil dinyatakan anemia jika haemoglobin kurang dari 11 gr%/dL Riskesdas, 2016 Menurut Lisma 2017 bahwa ibu yang patuh dalam konsumsi tablet tambah darah tidak mengalami anemia. Kejadian anemia pada ibu hamil trimester III dapat dihindari dengan patuh mengkonsumsi tablet Fe sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan, selain itu juga bisa didukung dengan pemenuhan nutrisi yang berasal dari makanan yang dikonsumsi dan juga menghindari faktor-faktor yang dapat menjadikan resiko ibu hamil untuk terkena anemia. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa meskipun sudah patuh mengkonsumsi tablet Fe, tetapi masih terdapat ibu hamil yang mengalami kejadian anemia sebanyak 4 orang 9,5% Lisma, 2017 Peningkatan kebutuhan zat besi pada ibu hamil tersebut tidak dapat dipenuhi hanya dari makanan, bahkan makanan yang telah mengalami fortifikasi zat besi juga tidak mampu memenuhi kebutuhan ini. 115 © Poltekkes Kemenkes Jakarta I ISSN 2655-2434 Jl. Wijaya Kusuma No. 47-48 Cilandak Jakarta Selatan, Indonesia email jurnalquality Oleh karenanya pemenuhan zat besi saat hamil juga tergantung pada dua faktor yaitu cadangan zat besi sebelum hamil dan suplemen zat besi selama kehamilan F, 2011 Zat besi merupakan mineral yang dibutuhkan tubuh untuk membentuk sel darah merah haemoglobin. Anemia dalam kehamilan menyebabkan ibu tidak mampu menghadapi kehilangan darah dan membuatnya lebih rentan terhadap infeksi. Anemia juga dapat menimbulkan hipoksia fetal, persalinan premature dan pengaruh terhadap kematian ibu Proverawati, 2011. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan pada tanggal 5 Desember 2018 di Puskesmas Kotagede II terdapat 1024 orang ibu hamil yang melakukan kunjungan pada tahun 2018 namun terdapat 328 orang ibu hamil yang periksa Hb dengan 161 49% orang ibu hamil yang mengalami anemia. Mengingat pentingnya akibat yang bisa timbul oleh anemia selama kehamilan, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang “Kepatuhan konsumsi tablet FE pada Ibu Hamil di Puskesmas Kotagede II Yogyakarta Metode Jenis penelitian kuantitatif menggunakan studi korelasi dengan desain cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mengetahui ada tidaknya hubungan hubungan dua atau beberapa variable. Penelitian ini menggunakan survey korelasional yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan menemukan ada tidaknya hubungan tanpa mengetahui hubungan antara tingkat kpeatuhan konsumsi tablet FE dengan kejadian anemia pada ibu hamil Setiawan, 2011 Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan studi dokumentasi untuk memperoleh data sekunder dari status ibu dan data primer dengan melakukan pemeriksaan langsung dan memberi kuisioner. Uji validitas penelitian ini dilakukan pada tanggal 28 Januari 2019 di Puskesmas Kotagede I Yogyakarta dengan responden trimester II dan trimester III. Nomor surat etik Hasil Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kotagede II Yogyakarta dengan jumlah sampel 77 ibu hamil trimester II dan trimester III. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Puskesmas Kotagede II Yogyakarta a. Anemia b. Tidak Anemia Kepatuhan Konsumsi Tablet FE Sumber Data Primer 2019 Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa ibu hamil yang tidak anemia sebanyak 49 orang 63,7 %, namun terdapat kepatuhan konsumsi tablet FE pada ibu hamil yang patuh lebih banyak sebanyak 53 orang 69%, dibandingkan ibu hamil yang tidak patuh sebanyak 24 orang 31%. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Hubungan Kepatuhan Konsumsi Tablet FE dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Puskesmas Kotagede II Yogtakarta Kepatuhan konsumsi tablet Fe Sumber Data Primer 2019 Berdasarkan tabel 2, dari 53 responden yang patuh konsumsi tablet FE terdapat 11 14,2% yang anemia dan 42 54,5% tidak anemia. Sedangkan 24 respoden tidak patuh dalam konsumsi tablet FE terdapat 17 22,1% yang anemia dan 7 9,2% tidak anemia. Berdasarkan uji Chi Square, pada bagian 116 © Poltekkes Kemenkes Jakarta I ISSN 2655-2434 Jl. Wijaya Kusuma No. 47-48 Cilandak Jakarta Selatan, Indonesia email jurnalquality person chi-square terlihat nilai value 0,000 x2. Karena nilai value 0,000 Background Anemia is a condition where the blood hemoglobin level is <11 g/dl. Anemia is often experienced by mothers during pregnancy. The main cause of anemia in pregnant women is due to iron deficiency in the body. This study aims to determine what factors are the main causes of anemia in the working area of Ampel Health Center and Gladagsari Health Center. Poor nutritional status, parity, short pregnancy intervals are believed to be the biggest contributors to the incidence of anemia in pregnant women. Methods This study used secondary data with a cross sectional design. Chi Square test is used in statistical testing. Study involved Ampel Health Center 193 samples and Gladagsari Health Center 246 samples. The variables studied were the age of pregnant women, distance between pregnancies, parity, nutritional status, Antenatal Care and adherence to Fe tablet consumption. Results The results showed that nutritional status gestational distance parity and age of pregnant women had a significant relationship with the incidence of anemia in Ampel Health Center < Gladagsari Health Center samples showed different results where nutritional status gestational distance parity adherence to Fe tablet consumption and age of pregnant women had a significant relationship with the incidence of anemia < 0, 05. Maternal nutritional status during pregnancy is the highest cause of anemia, many steps can be taken to improve the nutritional status of pregnant women, one of which is the provision of additional food. Conclusion Education of health workers about the importance of consuming Fe tablets for women of childbearing age WUS and pregnant women and self-compliance play an important role in preventing anemia during pregnancy.